RSS

cairan dan elektrolit

24 Jul

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

  1. I.               Definisi
  • Cairan adalah air beserta unsur-unsurnya yang didalamnya diperlukan untuk kesehatan sel, dan cairan ini sebagian berada di dalam dan sebagian di luar sel
  • Elektrolit adalah suatu zat cair di dalam tubuh yang terdiri dari molekul-molekul atau ion-ion yang berfungsi membantu proses metabolisme dalam tubuh

Fungsi Cairan Tubuh :

–          Sebagai sarana transportasi

–          Sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit

–          Sebagai bahan dalam metabolisme

–          Untuk membentuk Struktur tubuh

–          Memelihara suhu tubuh

Intake Cairan dan Output Cairan

     Intake dan Output cairan adalah cairan dalam tubuh harus seimbang antara lain :

  1. Intake cairan tubuh :

–          Air minum                  : 1200-1500 cc/hari

–          Air dalam makanan    : 1000 cc/hari

–          Air dalam oksidasi     : 100-300 cc/hari

  1. Output cairan tubuh :

–          Urine                                      : 1500 cc/hari

–          Feses                                      : 150-200 cc/hari

–          Insisible Kulit                         : 350 cc/hari

–          Insisible Paru                          : 350 cc/hari

–          IWL(Insisible Water Loss)    : 800 cc/hari

–          Keringat                                 : 100 cc/hari

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gangguan Cairan dan Elektrolit :

  1. Usia

–          Bayi                                        : Kurang lebih 75% air

–          Dewasa Laki-laki                   : 60 % air

–          Dewasa Perempuan                : 30 % air

–          Cairan tubuh berkurang sesuai dengan perkembangan usia dan kondisi

–          Individu yang gemuk banyak lemak dari pada air, resiko kehilangan cairan yang lebih besar

  1. Aktivitas yang berlebihan
  2. Lingkungan Panas
  3. Pasien diare
  4. Pasien panas
  5. Pasien DM
  6. Pasien luka bakar
  7. Pasien Infeksi

Komponen Cairan Tubuh

  1. Cairan Intraseluler (cairan didalam sel)

40 % dari BB (kurang lebih 28 L)

  1. Cairan Ekstraseluler (cairan diluar sel)

20 % dari BB (kurang lebih 14 L)

Terdiri dari :

. cairan intraseluler 5 %

. cairan ekstraseluler 15 %

. cairan getah bening

. sekresi kelenjar

. pasien yang harus dibatasi kebutuhan cairannya :

  1. Pasien gagal ginjal
  2. Pasien oedem (terutama pada perut)
  3.   II.          Etiologi
  • Infeksi :
  1. Internal (infeksi melalui anus)
  2. Virus
  3. Bakteri
  4. Tonsisilitas
  5. Alergi
  6. Efek samping obat
  7. Faktor psikis

 

  • Penyebab gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
  1. Kehilangan cairan yang berlebihan
  2. Berkeringat secara berlebihan
  3. Menurunnya intake secara oral
  4. Muntah yang berlebihan
  5. BAB yang berlebihan
  6. Diet
  7. Usia
  8. III.          Patofisiologi

Penurunan Fungsi Tubuh

            Gangguan Pencernaan                                    Penurunan fungsi mekanis

                                                                                                Humeostatis

           

                                                                                                    

                                                                                                            

              Suction gastro Interstinal                                  Perluasan Isotonik

              Mual muntah diare

 

 
   

 

 

 

              Masukkan makanan atau                           Refensi air dan Na yg abnormal

              Minuman yg tidak adekuat

 

 
   

 

 

 

 

              Air dan elektrolit hilang                             Peningkatan air tubuh total

              Dalam cairan tubuh normal

 

 
   

 

 

 

               Intake berkurang output berlebihan             Kelebihan volume cairan

 

       
       
 

 

 

 

                Kekurangan volume cairan

 

 
   

 

 

 

 

             Gangguan keseimbangan cairan tubuh

  1. IV.          Batasan Karakteristik
    1. Mayor

–          Ketidakcukupan masukan cairan oral

–          Penurunan berat badan

–          Kulit/ membran mukosa kering

–          Keseimbangan negatif antara masukan dan keluaran

  1. Minor

–          Haus/ mual/ anoreksia

–          Peningkatan natrium serum

–          Penuruna turgor kulit

–          Penurunan keluaran urin atau keluaran urin berlebihan

–          Urin memekat atau sering berkemih

 

  1.   V.          Faktor-faktor yang Berhubungan
    1. Patofisiologis

–          Berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan kehilangan dengan jalan evaferotif karena luka bakar

–          Berhubungan dengan keluaran urin yang berlebihan

. Diabetes insipidus (ketidak adekuatan hormon diuretik)

. Diabetes tak terkontrol

–          Berhubungan dengan kehilangan-kehilangan sekunder akibat :

. Drainase  abnormal

. Luka

. Demam atau peningkatan laju metabolik

. Diare

. Perikonitis

  1. Situasional

Berhubungan dengan :

. mual muntah

. makanan melalui selang dengan pelarut tinggi

. masalah diet

. kesulitan menelan atau makan sendiri sekunder, akibat nyeri mulut, keletihan

. penggunaan zat yang berlebihan

. menurunnnya motivasi untuk minum cairan sekunder, akibat depresi, keletihan

. ketidakcukupan cairan untuk upaya olahraga atau kondisi cuaca

. kehilangan melalui kateter indwelling atau drein

. panas sinar matahari yang berlebihan kekeringan

  1. Maturasional

–          Lansia

Berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder akibat penurunan cairan dan penurunan sensasi haus

–          Bayi/ anak

Berhubungan dengan peningkatan sekunder akibat penurunan penerimaan cairan dan penurunan kemampuan untuk memekatkan urin             

  1.    VI.     Pemeriksaan  Penunjang
    1. Pemeriksaan darah

Darah perifer lengkap, gas darah dan elektrolit

  1. Pemeriksaan Feses

Makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula

Jika diduga ada intoleransi glukosa              

  1. Pemeriksaan kadar urenum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal

 

  1. VII.     Penatalaksanaan
    1. Pemberian cairan intravena untuk yang kehilangan cairan akut/ berat
    2. Pengkajian masalah yang berat, bunyi nafas dan warna kulit
    3. Imobilisasi cairan dengan memposisikan pasien pada posisi supine penggunaan super live stookings
    4. Menghentikan infus bila pemberian natrium cairan berlebihan
    5. Frekuensi pemberian cairan didasarkan keparahan, kekurangan dan respon kemodinamik pasien terhadap penggantian cairan
    6. Pemberian deuretik jika pembatasan diet natrium tidak cukup untuk mengurangi odema dengan mencegah re absorbsi natrium dan air oleh ginjal

 

 

 

  VIII. Proses Keperawatan

  1. Pengkajian

–          Memasukkan dan pengeluaran cairan elektrolit

–          Tanda kemunculan masalah elektrolit

–          Tanda kekurangan dan kelebihan cairan

–          Status perkembangan seperti situasi sosial

Pemeriksaan fisik

–          Integumen :

  • keadaan turgor kulit
  • oedema
  • kelebihan  kelemahan otot, bekuan dan sensasi haus

–          Mata               :

  • Lekung
  • Air mata kering

–          Gastro Intestinal :

  • Keadaan mukosa mulut
  • Mulut dan lidah
  • Muntah-muntah
  • Bising usus

–          Pemeriksaan Penunjang :

  • Darah
  • Urine
  • Feses

(Doengoes 1999)

  1. Diagnosa

–          Gangguan cairan dan elektrolit (kurang dari kebutuhan tubuh). Berhubungan dengan peningkatan output cairan yang berlebih ditandai dengan : muntah, poliksia, BAB cair, keringat berlebihan.

–          Gangguan cairan dan elektrolit lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan gangguan mekanisme regulator sekunder akibat gagal ginjal.

        IX. Intervensi

  1. Diagnosa I

Tujuan                : Setelah dilakukan tindakan Asuhan Keperawatan diharapkan kebutuhan cairan pasien terpenuhi

Kriteria Hasil     :

  • Keadaan umum baik
  • Ekspresi wajah tampak lebih segar
  • Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
  • TTV dalam batasan normal

Rencana Keperawatan :

  1. Lakukan pendekatan dengan menggunakan komunikasi terepeutik

R/ menjalin komunikasi atau hubungan yang kooperatif antara petugas dan pasien

  1. Observasi TTV dan tingkat dehidrasi

R/ menurunnya volume cairan tubuh akan manifestasi penurunan tekanan darah dan peningkatan nadi

  1. Kolaborasi dengan Tim Medis (Dokter) dalam pemberian cairan IV

R/ memungkinkan terapi penggantian cairan

  1. Kolaborasi dengan tim Analis untuk pemeriksaan kadar elektrolit darah, nitrogen urea darah, urin dan serum. Osmolaritas

R/ untuk mengetahui tanda-tanda dehidrasi untuk memenuhi kebutuhan cairan

  1. Diagnosa 2

Tujuan                : Dengan dilakuakan Asuhan Perawatan diharapkan cairan dalam tubuh pasien dapat terkontrol sesuai kebutuhan tubuh

Kriteria Hasil     :

  • Berat badan stabil
  • Tidak oedema jantung
  • Tidak terjadi komplikasi

Rencana Keperawatan :

  1. Lakukan pendekatan dengan menggunakan komunikasi terapeutik

R/ menjalin komunikasi atau hubungan yang kooperatif antara petugas dan pasien

  1. Observasi TTV

R/ peningkatan volume cairan biasanya disertai dengan peningkatan nadi dan tekanan darah

  1. Observasi berat badan/ kondisi oedema setiap hari

R/  Peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg/ hari dapat diduga adanya retensi cairan dalam tubuh

  1. Anjurkan pasien untuk menghindaari penggunaan garaam dalam makanan

R/  Intake garam dapur akan meningkatkan kkonsentrasi natrium dalam darah sehingga beresiko terjadi peningkatan retensi air (Doengoer 1999)

           X.Implementasi

Implementasi yang dimaksud merupakan pengolahan dari perwujudan rencana tindakan yang meliputi kegiatan yaitu : volidasi, rencana keperawatan, mendokumentasikan, rencana keperawatan, memberikan asuhan keperawatan dalam mengumpulkan data serta melaksanakan advis dokter dan ketentuan rumah sakit

        XI.Evaluasi

Evaluasi juga merupakan tahap akhir dari suatu proses keperwatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan.

(Nasrul Effendi, 1995)

 

S      : Subjectife

          (Data dari pasien sendiri)

                O     : Objectife

 (Data dari observasi)

                A     : Assesment

                         (Masalah sudah teratasi apa belum)

                P      : Planning

                          (Rencana yang akan dilakukan)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Azid,Ahad,dkk.2004. Kebutuhan Dasar Manusia. EGC. JAKARTA

 

Carpenito,Lynda Juall.2000. Diagnosa Keperawatan Edisi 8. EGC. JAKARTA

 

Tarwono dan Wartondi.2001. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.Salemba Medika. JAKARTA

 

 

                                     

 

 

 

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Juli 24, 2012 inci Uncategorized

 

Tinggalkan komentar